Solusi software AI kustom untuk bisnis Anda. Lihat Layanan →

Kirim AI

One-Shot & Zero-Shot Learning: Panduan Lengkap untuk Pemula

One-Shot dan Zero-Shot Learning adalah terobosan dalam AI untuk mengatasi masalah keterbatasan data. Artikel ini membahas perbedaan, cara kerja, dan contoh penerapannya.

0
4
One-Shot & Zero-Shot Learning: Panduan Lengkap untuk Pemula

Dalam dunia machine learning yang terus berkembang, keterbatasan data seringkali menjadi kendala utama. Bayangkan jika Anda hanya memiliki satu atau bahkan tidak memiliki contoh sama sekali untuk melatih model AI Anda. Tantangan inilah yang mendorong munculnya pendekatan revolusioner seperti One-Shot Learning dan Zero-Shot Learning. Bersama dengan Few-Shot Learning, ketiganya menawarkan solusi untuk mengatasi masalah keterbatasan data yang sering dihadapi dalam pengembangan model AI. Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan mendasar, implementasi, serta contoh kasus penggunaan One-Shot dan Zero-Shot Learning.

Definisi One-Shot Learning

One-Shot Learning adalah kemampuan model untuk belajar mengenali suatu objek atau konsep hanya dari satu contoh saja. Bayangkan Anda menunjukkan foto kucing kepada anak kecil untuk pertama kalinya. Anak tersebut kemungkinan besar akan langsung bisa mengenali kucing lain, meskipun berbeda warna, ukuran, atau ras. One-Shot Learning mencoba meniru kemampuan ini dalam sistem AI.

Keunggulan utama One-Shot Learning adalah efisiensi dalam penggunaan data. Dalam skenario di mana data sangat terbatas, sulit didapatkan, atau mahal untuk diperoleh (misalnya, data medis yang langka), pendekatan ini menjadi sangat berharga. One-Shot Learning memungkinkan model untuk belajar dengan cepat, bahkan dari data yang sangat minim.

Definisi Zero-Shot Learning

Zero-Shot Learning adalah pendekatan yang lebih ekstrem lagi. Model dilatih untuk mengenali kelas atau objek yang *belum pernah dilihatnya sama sekali* selama proses pelatihan. Bagaimana caranya? Zero-Shot Learning memanfaatkan deskripsi atau atribut yang mendefinisikan kelas tersebut. Misalnya, model dilatih untuk mengenali berbagai jenis hewan, tetapi tidak pernah melihat zebra. Namun, jika model diberikan deskripsi “hewan berkaki empat dengan pola garis hitam putih”, ia mungkin dapat mengenali zebra berdasarkan pengetahuan yang ditransfer dari kelas hewan lain yang memiliki kemiripan atribut (misalnya, kuda).

Contoh sederhananya, Anda mungkin belum pernah melihat hewan Quokka. Tapi jika saya mendeskripsikannya sebagai “hewan marsupialia kecil yang tersenyum, dari Australia”, Anda mungkin bisa membayangkannya atau mengenalinya saat melihat fotonya.

Perbedaan Utama One-Shot dan Zero-Shot Learning

Meskipun keduanya bertujuan untuk mengatasi keterbatasan data, One-Shot Learning dan Zero-Shot Learning memiliki perbedaan mendasar. Berikut adalah tabel perbandingan yang merangkum perbedaan utama:

Aspek One-Shot Learning Zero-Shot Learning
Jumlah Contoh Pelatihan Satu (atau sangat sedikit) contoh per kelas Tidak ada contoh langsung untuk kelas target
Jenis Data Data berlabel (gambar, teks, dll.) Deskripsi/atribut kelas, pengetahuan yang ditransfer dari kelas lain
Mekanisme Pembelajaran Similarity learning (membandingkan dengan contoh yang ada) Attribute-based learning, pemanfaatan embedding, model generatif
Kompleksitas Model Umumnya lebih sederhana Cenderung lebih kompleks
Keunggulan Sangat efisien untuk data yang sangat terbatas Dapat mengenali kelas yang belum pernah dilihat
Kelemahan Membutuhkan setidaknya 1 data per kelas Performa biasanya tidak sebaik model yang dilatih dengan data langsung

Implementasi One-Shot Learning

Salah satu arsitektur yang populer dalam One-Shot Learning adalah Siamese Networks. Jaringan ini terdiri dari dua (atau lebih) sub-jaringan identik yang berbagi bobot yang sama. Selama pelatihan, dua gambar (satu contoh dan satu gambar uji) diberikan ke jaringan. Jaringan kemudian menghasilkan representasi vektor (embedding) untuk masing-masing gambar. Jarak antara kedua embedding ini digunakan untuk menentukan apakah kedua gambar tersebut berasal dari kelas yang sama atau tidak.

Arsitektur populer lainnya adalah Matching Networks. Matching Networks menggunakan mekanisme *attention* untuk membandingkan embedding dari gambar uji dengan embedding dari contoh-contoh dalam *support set* (kumpulan kecil contoh berlabel). Prediksi kelas didasarkan pada *support set* mana yang paling cocok dengan gambar uji.

Contoh kasus penggunaan One-Shot Learning adalah dalam verifikasi tanda tangan. Dengan hanya satu contoh tanda tangan, sistem dapat dilatih untuk memverifikasi apakah tanda tangan lain adalah asli atau palsu.

Implementasi Zero-Shot Learning

Zero-Shot Learning umumnya menggunakan pendekatan berbasis embedding. Misalnya, dalam klasifikasi gambar, model dilatih untuk menghasilkan embedding untuk setiap kelas (misalnya, “kucing”, “anjing”, “burung”). Embedding ini dipelajari dari data pelatihan yang ada, serta dari deskripsi atau atribut kelas (misalnya, “kucing” memiliki “kumis”, “cakar”, “ekor”). Ketika gambar baru diberikan, model menghasilkan embedding untuk gambar tersebut. Embedding ini kemudian dibandingkan dengan embedding kelas yang ada. Kelas dengan embedding yang paling dekat dengan embedding gambar diprediksi sebagai kelas gambar tersebut.

Contoh Kasus Penggunaan di Berbagai Bidang

One-Shot Learning dalam Praktik

  • Computer Vision: Pengenalan wajah dengan data terbatas. Bayangkan sistem keamanan yang hanya membutuhkan satu foto untuk mengenali identitas seseorang.
  • NLP: Klasifikasi sentimen dengan prompt. Model dapat mengklasifikasikan sentimen teks hanya dengan satu contoh prompt yang menggambarkan sentimen positif atau negatif.
  • Robotika: Robot dapat belajar melakukan tugas baru dengan cepat hanya dengan satu demonstrasi.

Aplikasi Zero-Shot Learning

  • Computer Vision: Klasifikasi gambar tanpa data pelatihan. Model dapat mengklasifikasikan gambar objek yang belum pernah dilihat sebelumnya, berdasarkan deskripsi atau atribut objek tersebut.
  • NLP: Zero-shot text classification memungkinkan model untuk mengklasifikasikan teks ke dalam kategori yang belum pernah dilihat sebelumnya selama pelatihan.
  • Penerjemahan Bahasa: Menerjemahkan pasangan bahasa yang tidak ada data latihannya, memanfaatkan pengetahuan dari bahasa lain.

Baca juga: Penerjemahan AI: Cara Kerja, Google Translate, dan Masa Depannya

Perbandingan dengan Few-Shot Learning

Few-Shot Learning adalah pendekatan pertengahan antara One-Shot dan Supervised Learning biasa. Few-Shot Learning memerlukan beberapa (2-5) data untuk mempelajari sebuah kelas baru. Berikut tabel perbandingan *resource* (data) yang diperlukan.

Baca juga: Few-Shot Learning Panduan Lengkap untuk Pemula

Aspek Zero-Shot Learning One-Shot Learning Few-Shot Learning
Jumlah Contoh Pelatihan Per Kelas 0 1 2-5

Kesimpulan

One-Shot Learning dan Zero-Shot Learning adalah dua pendekatan yang menjanjikan dalam mengatasi tantangan keterbatasan data dalam machine learning. One-Shot Learning memungkinkan model untuk belajar dari satu contoh, sementara Zero-Shot Learning memungkinkan model untuk mengenali kelas yang belum pernah dilihat sebelumnya. Kedua pendekatan ini memiliki potensi besar untuk merevolusi berbagai bidang, mulai dari *computer vision* hingga *natural language processing*. Penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan performa dan mengatasi tantangan dalam implementasi kedua teknik ini.

Baca juga: Meta-Learning: Revolusi AI Adaptif untuk Masa Depan

Dengan solusi berbasis AI, seperti yang ditawarkan oleh Kirim.ai, implementasi teknik-teknik canggih seperti One-Shot dan Zero-Shot Learning menjadi lebih mudah diakses oleh bisnis dari berbagai skala. Pelajari lebih lanjut bagaimana Kirim.ai dapat membantu Anda mengoptimalkan model AI dan mencapai hasil yang lebih baik, bahkan dengan data yang terbatas.

SEO Jago AIS
DITULIS OLEH

SEO Jago AI

Semua pekerjaan SEO ditangani secara otomatis oleh agen AI, memungkinkan Anda untuk lebih fokus membangun bisnis dan produk Anda.

Tanggapan (0 )